Berbahaya Jika Dibiarkan, Prolapsus Dapat Menyerang Kucing

Kucing adalah salah satu hewan kesayangan yang paling banyak penggemarnya, baik kucing ras yang populer maupun kucing lokal yang dianggap biasa saja oleh sebagian orang. Nah, bagi pemelihara kucing tentu bukan menjadi hal asing bahwa hewan kesayangan tersebut dapat terserang penyakit. Penyakitnya pun bermacam-macam. Apa saja penyakit yang ada pada kucing? Salah satu penyakit pada kucing adalah penyakit reproduksi seperti abortus, retensi plasenta, pyometra, distokia, mumifikasi fetus, meserasi fetus, prolapsus uteri dan endometritis.

Pernahkah teman-teman yang memelihara kucing mendengar tentang prolapsus? Disini saya akan membahas mengenai hal tersebut. Prolapsus merupakan konsekuensi dari gangguan mengejan yang parah akibat evaginasi lapisan ganda rektum melalui saluran anus yang mungkin bersifat tidak lurus atau tidak lengkap.

Prolapsus umumnya disebabkan oleh tekanan otot-otot perut yang terlalu keras sedangkan otot penyangga dan pembungkus organ tidak kuat dalam menahan tekanan tersebut.  Hal ini terkait dengan penyakit usus yang menyebabkan diare dan penyakit gastrointestinal lainnya. Kucing ras Manx lebih rentan terkena prolapsus karena kelemahan otot anusnya.


Kucing ras manx

sumber:http://2.bp.blogspot.com/-AbNpZwTFMaI/UK0pJ9Np5I/AAAAAAAAAMQ/nlH-iJDTBTs/s1600/Manx.jpg

Prolapsus dapat di bagi menjadi dua, yaitu prolapsus uteri dan prolapsus rektum. Prolapsus uteri adalah turunnya uterus melalui vulva. Sedangkan prolapsus rektum yaitu turunnya bagian dinding rektum melalui anus.

Prolapsus dapat terjadi pada semua kalangan umur dan ras kucing terutama yang  masih muda. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab prolapsus. Pada prolapsus uteri dapat terjadi akibat tekanan otot perut saat proses persalinan yang tidak normal (distokia), pengeiuaran fetus yang terlalu keras, ketegangan berlebihan akibat metritis (radang rahim) atau plasenta yang ditahan dalam rahim. Sedangkan pada prolapsus rektum dapat terjadi akibat tekanan otot perut ketika kucing sulit buang air besar, diare, adanya parasit, radang usus, peradangan kandung kemih dan batu ginjal. Prolapsus pada rektum dapat terjadi secara parsial dan komplit, tergantung dari struktur yang terlibat. Prolapsus rektum parsial, hanya terjadi pengeluaran mukosa, sedangkan pada prolapsus rektum komplit terjadi pengeluaran semua lapisan mukosa.

Ciri- ciri prolapsus pada kucing:

Gelisah

Bagian perut tegang

Sakit perut

Menjilat secara berlebihan pada area genital

Keluarnya organ dalam kucing melalui vulva atau anus

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan gejala klinis. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik visual yaitu melihat massa dan panjang jaringan yang bervariasi menonjol dari tempat pengeluarannya.

Prolapsus pada kucing dapat ditangani dengan melakukan tindakan pembedahan maupun tanpa pembedahan. Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah dengan mengamputasi rektum/uteri. Amputasi dilakukan jika prolapsus sudah mengalami nekrosis. Jika terjadi reposisi, masih dalam derajat ringan dan hanya mengalami sedikit kerusakan. Dapat juga dilakukan pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan adanya parasit, radiologi (X-ray) pada bagian perut apabila terjadi peradangan pada kandung kemih atau ginjal dan pemeriksaan secara manual pada bagian rektum atau vagina.

 


Prolapsus Uteri

Sumber:https://veterinaryclinic-drhkoes.blogspot.com/2012/05/prolapsus-uteri-pada-kucing_28.html


Prolapsus Rektum

Sumber: dokumen pribadi

Perawatan yang dapat di lakukan apabila kucing mengalami prolapsus:

Dokter hewan akan memberikan cairan elektrolit melalui vena jika diperlukan

Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi lebih lanjut

Pengangkatan uterus (sterilisasi) dilakukan apabila jaringan uterus sudah rusak dan kucing tidak akan dibiakkan

Pemberian makanan basah (wet food) dianjurkan untuk mengembalikan nafsu makan kucing yang sakit atau pasca operasi.

Pemberian suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan nafsu makan

Pemeriksaan laboratorik bukan pemeriksaan yang spesifik untuk prolapsus rektum, namun pemeriksaan ini dapat membantu untuk mengidentifikasi penyebab dan status fisiologis pasien.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya prolapsus yaitu:

-       Diare terus-menerus

-       Stress yang berkepanjangan

-       Trauma seperti ditendang, jatuh, ditabrak dan lain sebagainya

-       Obstruksi usus misalnya, terlalu banyak cacing di dalam rongga perut sehingga terjadi sumbatan kemudian tekanan dari lambung tinggi, peristaltik usus tinggi sehingga terjadinya prolapsus

-       Susepsi (usus masuk ke dalam usus sehingga menyebabkan gangguan ingestasi pada saluran pencernaan) dsb

Lalu apa saja tindakan medis yang dapat dilakukan oleh dokter hewan?

Nah ada 2 tindakan medis yang dapat di lakukan yaitu:

1. Operatif reposisi (pemasangan ring) yaitu rektum di masukkan secara perlahan hingga tidak terlihat lagi bagian yang keluar kemudian di lakukan penjahitan di sekeliling anus dengan pola purse string pada tepi anus untuk mencegah rektum keluar kembali

2. Operatif Midline laparotomi (colopexy) yaitu menautkan kolon (bagian dari usus) pada diniding peritonium hal ini dilakukan jika masih terjadi prolapsus secara terus menerus

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi:

Pearson, (1973). The complication of ovariohysterectomy in the bitch. Jurnal Small Animal Practices. 14(5):66-257.

Corgozinho KB, Barao K, Belchior C, Souza HJMD, Ferreira AM, Resende C, Damico B, Cunha S. (2010). Silicone Elastomer Sling for Rectal Prolapse in Cats. Can Vet J.51(5): 506–510.

Fossum TW, Duprey LP, O’Connor D. 2007. Surgery of The Integumentary System. In: Small Animal Surgery. 3rd Edition. Boston, MA: Elsevier

Kalim MO, Tiwari SK, Dewangan R, Verma KK, Bansod P. 2014. Surgical Management of Rectal Prolapse in Two Pups-A Report of Two Cases. J Vet     Adv. 4(8): 661-663.

Sudisma IGN, Pemayun IGAGP, Warditha AAGJ, Gorda IW. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.


Komentar

Postingan Populer